Kemunduran negeri2 muslim dari
bangsa barat adalah realita. Tp, mindset bahwa utk maju, serta merta harus
belajar dan meniru pola pikir barat justru merupakan pemikiran yg akan terus
membuat kita terus terbelakang dari barat.
* Sebagai perbandingan, mari kita coba tengok ke belakang di negeri tetangga, melihat seorang sosok yg menjadi perdana menteri Jepang pasca Restorasi Meiji, Ito Hirobumi (伊藤 博文). Mbah Ito ini merupakan seorang tradisionalis karena ia adalah Samurai, anak dari Samurai pula dari Chosu. Dia diangkat jadi P.M. pada 22 Desember 1885, lalu melakukan kunjungan ke Inggris tahun 1863 -tahun ketika ia juga mendapat gelar Samurai-.
> Ketika di Inggris, ia baru menyadari bahwa Jepang sudah terlalu kuno sehingga perlu melakukan modernisasi spt barat. Maka, ketika itu dikenallah istilah 長州五傑 / Chosu Goketsu a.k. Chosu Five (kayak boyband aja….).
> Chosu Goketsu = 5 orang Jepang yg belajar ke University College London di bawah bimbingan Professor Alexander William Williamson. Mbah Ito salah satu dari “the five” ini (haha.. lebay….). keempat lainnya adalah: Inoue Monta, Yamao Yōzō, Endō Kinsuke, & Nomura Yakichi.
> dari hanya 5 orang inilah mereka mulai memodernisasi dan membangun Jepang. Setelah itu dikirimkan lagi beberapa orang utk mempelajari peradaban barat, utk nantinya membangun Jepang.
* Perhatikan: Mengapa mulai dari 5
orang ini, Jepang bisa maju pesat? Soalnya mereka TIDAK MINDER dg bangsa,
kebudayaan, plus “aqidahnya” sendiri -meski aqidah batil-. 5 orang ini
berdedikasi besar utk bangsanya. Setelah lulus dari barat, mereka tidak
mengabdi kepada perusahaan2 barat dg gaji besar, tp lebih memilih memajukan
bangsanya yg tertinggal.
> Mindset mereka bukan: “Ayo kita terus belajar ke barat” tp “Ayo kita bangun bangsa kita sendiri” sehingga yg dikirim ke barat hanya seperlunya saja.
> Mindset mereka bukan: “Ayo kita terus belajar ke barat” tp “Ayo kita bangun bangsa kita sendiri” sehingga yg dikirim ke barat hanya seperlunya saja.
> Oleh karena itu, corak pendidikan tsb, bisa kita lihat sampai sekarang: “Bahasa Inggris tidak diwajibkan di pendidikan Jepang. Mereka kini mengembangkan teknologi bukan dengan bhasa Inggris atau Jerman, tp bahasa Jepang. Mengapa bisa demikian? Karena mereka tidak minder dg bangsanya sendiri plus orang2 yg berpendidikannya memiliki jiwa dedikasi yg besar bagi bangsanya.
* Berbeda dg Indonesia. Orang2
selalu berkata, “Kita harus ke barat ser
ta menguasai ilmu pengetahuan dan
teknologi”, tp MINDER utk menunjukkan identitasnya sebagai muslim. Makanya,
pulang2 dari barat, hasilnya:
- pemikirannya jadi liberal dan ngrusak aqidah umat.
- Malu dan Minder dg identitasnya sebagai muslim, makanya minder kalau berjenggot, cingkrang di atas mata kaki, atau berpakaian muslim di tengah2 pergaulan barat. malah mungkin justru tidak tahu kalau jenggot dan cingkrang itu adalah bagian dari agama.
- Kurang berdedikasi bagi agamanya sendiri, makanya utk belajar bahasa Arab ogah-ogahan. Bagaimana mau membahas teknologi dg bahasa Arab, kalau ilmuwan muslimnya minder utk belajar bahasa Arab? Bahasa Jepang yg rumit saja tetap bisa digunakan sbgai bhsa teknologi mereka, mengapa kita tidak bisa? Minder duluan…
- pemikirannya jadi liberal dan ngrusak aqidah umat.
- Malu dan Minder dg identitasnya sebagai muslim, makanya minder kalau berjenggot, cingkrang di atas mata kaki, atau berpakaian muslim di tengah2 pergaulan barat. malah mungkin justru tidak tahu kalau jenggot dan cingkrang itu adalah bagian dari agama.
- Kurang berdedikasi bagi agamanya sendiri, makanya utk belajar bahasa Arab ogah-ogahan. Bagaimana mau membahas teknologi dg bahasa Arab, kalau ilmuwan muslimnya minder utk belajar bahasa Arab? Bahasa Jepang yg rumit saja tetap bisa digunakan sbgai bhsa teknologi mereka, mengapa kita tidak bisa? Minder duluan…
* Mempelajari peradaban asing itu
kadang perlu bahkan fardhu kifayah. Tapi kalau menuntut semua pelajar harus
belajar ke barat juga salah kaprah. Masalah kemunduran kita yg paling pokok
bukan ketingggalan IPTEK dari barat. Namun, pokok masyarakat kita adalah
MINDERNYA kita dg agama kita sendiri, Mental dan Integritas kita yg lemah.
~Entahlah… apa yang saya tulis di
atas hanya “Ndobosan” alias “asal omong” saya saja. Akan tetapi, siapa tahu ada
yg terinspirasi~
No comments:
Post a Comment