
Oleh
: Entin Hamiatin, S.Ag.
Bahasa Indonesia telah menjadi bagian panjang dari sejarah kemerdekaan
bangsa Indonesia.
Sejak ditetapkan menjadi bahasa persatuan dan bahasa resmi negara pada tanggal
28 Oktober 1928, bahasa Indonesia mempunyai peranan yang besar terhadap bangsa
Indonesia, baik di masa penjajahan, masa kemerdekaan, maupun masa sekarang.
Bahasa Indonesia mampu menyatukan bangsa Indonesia dan membuat bangsa Indonesia
sejajar dengan bangsa-bangsa lainnya.
Peran bahasa Indonesia
amat besar di zaman penjajahan. Bahasa Indonesia lah yang mampu mempersatukan
seluruh daerah di Indonesia
sehingga timbul kedasaran nasional yang membuat bangsa Indonesia mampu
mengusir penjajah dan merdeka. Semangat nasionalisme yang tinggi pada saat itu
membuat perkembangan bahasa Indonesia sangat pesat karena semua orang ingin
menunjukkan jati dirinya sebagai bangsa Indonesia.
Pada awalnya banyak pihak meragukan akan kemampuan bahasa Indonesia
sebagai bahasa persatuan. Keraguan ini telah muncul sejak tahun 1930. Pada saat
itu muncul berbagai polemik apakah bahasa Indonesia mampu menjadi bahasa dalam
pergaulan dan dipakai dalam berbagai bidang ilmu. Namun semangat rakyat akan
keinginan untuk bersatu dan merdeka membuat banyak istilah ilmu pengetahuan
lahir.
Hal ini terungkap dalam Kongres Bahasa Indonesia pada tahun 1938 di Solo.
Dalam pertemuan tersebut, semangat anti Belanda sangat kental sehingga
melahirkan berbagai istilah ilmu pengetahuan dalam bahasa Indonesia.
Istilah belah ketupat, jajaran genjang, merupakan istilah dalam bidang geometri
yang lahir dari pertemuan tersebut.
Ketika penjajah Jepang datang ke nusantara, kedudukan bahasa Indonesia
dalam mempersatukan bangsa Indonesia semakin kuat sehingga penjajah Jepang
mampu diusir dari Indonesia dan hasilnya Indonesia merdeka pada tanggal 17
Agustus 1945. Pada tahun 1953, Kamus Bahasa Indonesia muncul untuk pertama
kalinya yang disusun oleh Poerwodarminta.
Di kamus tersebut tercatat jumlah lema (kata) dalam bahasa Indonesia
mencapai 23.000 kata. Pada tahun 1976, Pusat Bahasa menerbitkan Kamus Bahasa
Indonesia, dan terdapat penambahan 1.000 kata baru. Artinya, dalam waktu 23
tahun hanya terdapat 1.000 penambahan kata baru. Namun, selain mengalami
penambahan kata, ejaan bahasa Indonesia terus disempurnakan dan pada tahun 1972
terjadi penyempurnaan ejaan bahasa Indonesia yang pertama. Bahasa Indonesia
terus berkembang.
Pada tahun 1988, terjadi loncatan yang luar bisa dalam Bahasa Indonesia.
Dari 23.000 kata, telah berkembang menjadi 62.000 pada tahun 1988. Selain itu,
setelah bekerja sama dengan Dewan Bahasa dan Pustaka Brunei, berhasil dibuat 340.000
istilah baru di berbagai bidang ilmu. Malahan sampai hari ini, Pusat Bahasa
berhasil menambah kira-kira 250.000 kata baru.
Dengan demikian, sudah ada 590.000 kata di berbagai bidang ilmu.
Sementara kata umum telah berjumlah 78.000. Dalam perkembangan Bahasa
Indonesia, pernah terjadi suatu kejadian menarik. Pada tahun 1980-an ketika
terjadi peledakan ekonomi secara luar biasa, saat produk asing berupa properti
masuk ke perkantoran dan pusat perbelanjaan, banyak istilah asing masuk ke Indonesia.
Istilah asing marak digunakan sehingga pemerintah menjadi khawatir. Pada
tahun 1995 terjadi pencanangan berbahasa Indonesia yang baik dan benar.
Nama-nama gedung, perumahan dan pusat perbelanjaan yang berbau asing diganti
dengan nama yang berbahasa Indonesia.
Namun hal ini tidak berlangsung lama. Bahasa Indonesia kembali mendapat
tantangan yang berat. Angin reformasi yang muncul sejak tahun 1998 justru membawa
perubahan buruk bagi bahasa Indonesia.
Penggunaan bahasa asing kembali marak dan bahasa Indonesia sempat
terpinggirkan. Malahan dengan alasan globalisasi, percampuran bahasa Indonesia
dengan bahasa asing justru semakin marak.
Kata-kata seperti “new arrival”, “sale”, “best buy”, “discount”,
terpampang dengan jelas di berbagai toko dan pusat perbelanjaan. Media pun ikut
mempengaruhi penggunaan bahasa Indonesia yang salah. Malahan tak sedikit media
yang memberikan judul acara dengan kata-kata dalam bahasa asing. Selain itu
dikalangan pelajar dan remaja sendiri lahir sebuah bahasa baru yang merupakan
pencampuran antara bahasa asing, bahasa Indonesia, dan bahasa daerah. Bahasa
tersebut biasa disebut dengan bahasa gaul.
Saat ini penggunaan bahasa Indonesia baik oleh masyarakat umum, maupun
pelajar mengalami maju-mundur. Perkembangan teknologi saat ini membuat
penyebaran bahasa Indonesia hingga ke pelosok daerah semakin mudah dan
berkembang pesat. Bahasa Indonesia semakin dikenal masyarakat. Jika pada awalnya
masyarakat Indonesia yang terdiri dari multisuku, multietnis, multiras, dan
multiagama susah bergaul antara sesama karena terdapat perbedaan bahasa, kini
dengan adanya bahasa persatuan yaitu bahasa Indonesia, semua elemen bangsa
dapat berkomunikasi dengan yang lainnya. Ini merupakan salah satu bentuk
kemajuan dalam bahasa Indonesia.
Selain mengalami kemajuan, bahasa Indonesia juga memiliki kemunduran.
Akibat pengaruh globalisasi dan pengaruh besar dari negara - negara besar
seperti Amerika Serikat, bahasa Indonesia menjadi terpinggirkan. Bahkan dari
kalangan masyarakat dan pelajar di Indonesia sendiri. Banyak yang
menganggap sepele bahasa Indonesia dan lebih mementingkan bahasa lain seperti
bahasa Inggris, bahasa Spanyol, bahasa Arab, bahasa Perancis, bahasa Jerman,
bahasa Mandarin dan bahasa lainnya.
Pelajar dan para pemuda juga menganggap sepele bahasa Indonesia.
Kebanyakan dari mereka mengganggap bahasa Indonesia terlalu kaku, tidak bebas
dan terasa kurang akrab. Mereka lebih menyukai bahasa baru yang dikenal dengan
bahasa gaul yang merupakan campuran dari bahasa daerah, bahasa asing, dan
bahasa Indonesia.
Keadaan ini berbalik 180 derajat dari keadaan 78 tahun yang lalu, di saat
para pelajar dan pemuda dengan semangat cinta tanah air menetapkan bahasa
Indonesia sebagai bahasa persatuan. Bukan bahasa lainnya seperti Bahasa Belanda
ataupun bahasa daerah. Alhasil, akibat pelajar menganggap sepele pelajaran
bahasa Indonesia,
banyak dari pelajar itu sendiri mendapatkan nilai yang rendah dalam pelajaran
bahasa Indonesia.
Parahnya lagi, sebagian penyebab banyaknya pelajar yang tidak lulus Ujian
Nasional adalah karena mengganggap sepele pelajaran bahasa Indonesia.
Banyak faktor yang menyebabkan masyarakat Indonesia itu menganggap remeh
pelajaran bahasa Indonesia.
Pertama, karena masyarakat Indonesia
merasa tidak perlu lagi belajar bahasa Indonesia karena mereka sudah berbangsa
dan bisa berbahasa Indonesia
seadanya. Padahal sebenarnya belum tentu mereka bisa dan mampu berbahasa Indonesia
dengan baik dan benar. Kedua, karena adanya kemunduran dan kemerosotan ekonomi Indonesia sejak
beberapa tahun terakhir sehingga timbul rasa malu berbahasa Indonesia di
kalangan masyarakat Indonesia
dalam pergaulan internasional. Ketiga, sebagai akibat adanya globalisasi yang
membuat timbulnya pengaruh terhadap penggunaan bahasa Indonesia dikalangan
masyarakat Indonesia.
Lalu bagaimana keadaan bahasa Indonesia di masa mendatang? Semakin
parahnya penggunaan bahasa Indonesia saat ini membuat masa depan bahasa
Indonesia tidak jelas. Untuk itu perlu dibuat sebuah peraturan khusus yang
mengatur masalah penggunaan bahasa. Peraturan itu akan membuat bahasa Indonesia
terpelihara dari segi pemakaian. Namun jangan dibayangkan peraturan itu akan
menangkap orang yang tidak bicara dengan benar, tetapi lebih luas. Misalnya
dalam acara kenegaraan diatur harus menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan
benar. Kemudian dalam penggunaan di ruang publik, seperti televisi dan media
masa, harus menggunakan bahasa Indonesia.
Dengan sendirinya bahasa Indonesia dapat lebih membudaya di kalangan masyarakat
Indonesia
itu sendiri di masa mendatang.
Selain itu, untuk menghadapi tuntutan dan tantangan perkembangan
kehidupan sosial dan budaya, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi,
kehidupan berbangsa dalam era globalisasi, dan teknologi informasi masa kini
serta masa yang akan datang, bahasa Indonesia perlu ditingkatkan mutunya dan
dikembangkan kemampuan daya ungkapnya sehingga buku tata bahasa dan kamus serta
berbagai pedoman penggunaan bahasa menjadi andal untuk lebih memberdayakan
sumber daya manusia Indonesia.
Di samping itu, sesuai dengan tuntutan reformasi, penutur bahasa
Indonesia, para pejabat, dan tokoh panutan masyarakar perlu dibina sedemikian
rupa sehingga perilaku bahasanya lebih baik, benar, demokratis, dan lugas
sehingga dapat ditiru dan diteladani oleh masyarakat. Apabila bisa, perlu juga
diberi penghargaan terhadap para tokoh yang menggunakan bahasa Indonesia dengan
baik dan benar seperti yang dilakukan Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional
bersama tujuh organisasi media massa pada tahun 2003 yang lalu. Pada saat itu
tokoh yang dianggap berbahasa dengan baik seperti Yusril Ihza Mahendra, Eep
Saefulloh Fatah, Nurcholish Madjid, Pradjoto, Richard Gozney, dan Presiden
Susilo Bambang Yudhoyono yang saat itu menjabat Menko Polkam diberi penghargaan
karena telah memberikan teladan dalam berbahasa Indonesia yang baik kepada
masyarakat.
Kesadaran berbahasa merupakan modal penting dan harus tumbuh dalam setiap
pribadi masyarakat dalam mewujudkan sikan berbahasa yang positif yang
selanjutnya akan memperkukuh fungsi bahasa Indonesia sebagai lambang jati diri
bangsa. Penggunaan bahasa Indonesia, baik sebagai bahasa persatuan maupun
sebagai bahasa negara, perlu pula dibina lebih lanjut untuk menghadapi
tantangan makin meluasnya penggunaan bahasa asing, terutama bahasa Inggris di
Indonesia dan di dalam pergaulan internasional. Di samping itu, pembinaan
penutur bahasa Indonesia hendaknya diarahkan sedemikian rupa sehingga bahasa
Indonesia dapat berfungsi sebagai sarana untuk memanifestasikan nilai - nilai
luhur budaya bangsa.
Di dalam bidang pendidikan pemerintah juga harus memperhatikan
kepentingan bahasa Indonesia dengan baik untuk pendidikan. Kurikulum yang
dibuat pemerintah hendaknya dapat mementingkan bahasa Indonesia dalam
pendidikan sehingga pelajar tidak lagi menganggap remeh bahasa Indonesia.
Apabila perlu kita dapat mencontoh negara lain seperti Perancis yang mempunyai
sebuah peraturan untuk melindungi bahasanya agar tetap digunakan oleh masyarakat
dalam kehidupan sehari-hari. Apabila di masa depannya bahasa Indonesia mendapat
posisi penting di mata dunia, maka tidak mungkin jika bahasa Indonesia yang
bersaudara dengan bahasa Melayu menjadi salah satu bahasa resmi dunia. Untuk
itu pengajaran bahasa Indonesia untuk penutur asing perlu dikembangkan secara
terencana dan terarah sehingga bahasa dan budaya Indonesia lebih dikenal di pentas
dunia internasional.
Salah satu upaya yang perlu segera di laksanakan untuk mencapai tujuan
tersebut ialah program penerjemahan dan pengenalan Bahasa Indonesia dalam skala
besar dan diimplementasikan dengan sungguh-sungguh, terutama dalam kaitannya
dengan alih teknologi. Bangsa Indonesia
harus bangga terhadap bahasa Indonesia sebab bahasa Indonesia merupakan bahasa keempat
terbanyak dipakai setelah bahasa Mandarin, Inggris, dan Spanyol. Bahasa
Indonesia memiliki keindahan yang tidak jauh kalahnya dengan bahasa - bahasa
lainnya di dunia. Bahasa Indonesia memiliki sejarah yang jauh lebih panjang
daripada sejarah Republik Indonesia
itu sendiri. Bahasa Indonesia muncul karena tekad pemuda yang kuat dalam
mempersatukan bangsa. Berbanggalah berbangsa dan berbahasa Indonesia.
REFERENSI
Republic
Of Cesar. 2007. Banggalah
Berbahasa Indonesia.
Dapat diakses di http://www.cesarzc.wordpress.com. 16 Juni 2007.
KS, Yudiono. 2007. Format Baru Sejarah Sastra Indonesia.
Dapat diakses di http://kompas.com/kompas-cetak/0403/07/seni/895050.htm.
No comments:
Post a Comment